MOTIVASI

Menumbuhkan Motivasi Diri

Membangkitkan motivasi diri harus dimulai dari faktor internal individu. Dukungan dari luar bersifat sementara dan akan habis dalam jangka waktu tertentu.
Sudah ngomong sampai mulut berbusa-busa, atau sudah menulis artikel motivasi sampai ratusan kali tapi yang diajak komunikasi tidak bisa bersemangat? Tetep saja nggak ada tindakan yang berarti. Apakah ada yang salah dengan cara penyampaian? Atau mungkin kesalahan bukan pada pesawat televisi Anda, tetapi pada alat pendengaran Anda dalam merespons sebuah input. Ups! Boleh jadi itulah jokes yang akan muncul kalau hal ini masuk parodi OVJ.
Walau sudah ngotot memberi dukungan, tiap hari rajin curhat, konsultasi masalah dan sebagainya, semua itu hanyalah faktor eksternal yang memberi energi secara temporal. Tidak bisa tahan lama seperti halnya orang yang memang dari sananya punya motivasi diri tinggi. Jadi langkah pertama buat memotivasi orang lain adalah membangun pondasi yang kuat dulu. Berikan pemahaman bahwa motivasi diri itu penting melebihi support dari pihak manapun. Selanjutnya, coba cek beberapa poin berikut:

Ciptakan Satu Kebutuhan Untuk Melakukan Satu Hal.

Pada dasarnya semua orang akan giat melangkah kalau memang hal itu menjadi kebutuhan atau prioritas utamanya. Kalau nggak dianggap penting jangan harap mereka mau melakukannya. Contohnya adalah pemuda yang lagi jatuh cinta dan diminta pacarnya memetik bunga edelweis di puncak gunung. Bagi orang umum pasti berpikir, “Ngapain capek-capek ke mendaki gunung, beli aja di toko bunga sebelah”.
Namun pandangan yang berbeda bagi pemuda tersebut. Dia akan tetap melangkah memenuhi permintaan sang kekasih sebagai bukti bahwa dia sayang. Oww, so sweet! Ini pula yang bisa Anda lakukan terhadap blogging. Ngapain sih capek-capek meluangkan waktu update blog secara teratur toh ujung-ujungnya nggak menghasilkan duit. Itu bagi Anda yang memang nggak berkepentingan dengan blogging dan nggak memandang blogging sebagai lahan potensial cari duit. :)

Bersikaplah Seolah-olah Mereka adalah Orang Yang telah Termotivasi.

Hindari memandang orang yang sedang terpuruk sebagai pecundang yang kabur dari medan perang. Tidak! Mereka bukan kalah selamanya. Mungkin saja saat ini dia lagi datang hari apes dan peruntungan tidak berpihak padanya. Next time sangat mungkin dia bakal strike back dan membalikkan pemikiran dan prediksi orang tentang dirinya. Menganggap dia sebagai the losser hanya akan menambah satu masalah baru, Anda hadir sebagai musuh dalam selimut.
Ingat cerita tentang anak singa yang dipelihara induk kambing? Ceritanya seperti itu. Dia nggak sadar terlahir sebagai raja hutan yang ditakuti semua binatang. Lingkungan membentuknya memiliki mental layaknya kambing. Kadang kala potensi terbaik seseorang akan muncul kalau dia tinggal di lingkungan yang kompetitif dan menguji nyali. Tugas Anda hanyalah mengarahkannya ke medan yang tepat dan lihatlah bagaimana dia berkreasi dalam mengolah kemampuan terbaiknya sehingga tampil sebagai pemenang.

Buat mereka tertarik terhadap hasil yang ditawarkan.

Sama halnya dengan pembahasan yang pertama, kalau orang sudah nggak tertarik mau diapa-apain juga nggak bakalan tergerak melangkah. Saatnya kita bermain persepsi. Buatlah orang yang lagi frustasi tertarik untuk bertindak. Ada banyak alasan yang bisa memotivasi orang. Dari tujuan yang logis sampai hal-hal nggak logis namun dipercaya mempengaruhi kehidupannya. Kalau Anda kenal baik dengan kesehariannya, akan semakin mudah mengetahui apa saja yang interest dalam pikirannya.
Menarik bukan hanya terhadap kemasan atau tampilan luar saja. Hasil yang menyenangkan dan kebanggaan diri boleh jadi jauh lebih memotivasi. Kalau dalam blogging ada banyak alasan menarik untuk tetap rutin update artikel. Misalnya supaya disayang Google Panda, membangun personal branding, ajang bergaul dan nggak dianggap gaptek sampai hal-hal sederhana lain dengan tujuan curhat. Yang penting pinter-pinter kita mengolah pikiran. Ngeblog itu menyenangkan dan akan selalu menyenangkan.